Senin, 10 Januari 2011

WRONG WAY


  
 Bagi para pecinta musik yang tinggal di kota lumpia pasti tidak asing dengan band bernama WRONG WAY yang begitu rajin menyambangi pentas besar maupun kecil di wilayah Jawa Tengah. Adalah Muhamad Mursid a.k.a. More-Shit (vokalis), Tyas Hendarta a.k.a. Tonggeng (gitaris), David Chemal a.k.a. Dapp (basis) dan Yohanes Irawan a.k.a. Wawan (dramer), yang tergabung dalam band yang menurut beberapa pengamat musik sebagai “punk thengil” berkaitan dengan lirik–liriknya yang sangat berani, apa adanya dan sangat “Semarang” sekali. Rasanya sangat  pas sekali jika album mereka diberi titel Kambing Hitam yang menggambarkan corak musik dan lirik ceplas ceplos ala Wrong Way. Selain kebetulan pula ada lagu yang berjudul sama, makna “Kambing Hitam” adalah yang selalu disalahkan, tapi ada arti lain, hewan kambing juga banyak makna dalam kehidupan sehari–hari.
Simaklah single andalan Toying yang menceritakan kisah anak jalanan dengan lirik yang menggigit telinga:
"Bapakmu mati ditembak dan ibumu jadi PSK di Simpang Lima"

tetapi jika disimak musikalitas mereka, ternyata skill masing–masing personil termasuk di atas rata–rata. Beberapa festival band telah mereka ikuti, sebagian besar menempatkan Tyas sebagai Gitaris Terbaik. Video klip Toying digarap oleh Populair salah satu kumpulan klipper muda dari Jogja yang sudah sering menggarap klip dan film indie, dengan bernuansakan pentas pinggiran jalan dan ditonton oleh beberapa manekin yang kebetulan juga menjadi model klip ini. Lagu yang terasa kental “Semarang” nya adalah Budjang Lapoek yang memakai bahasa jawa yang kenthal logat Semarang, serta Jalang yang menampilkan lirik tentang pandangan mereka terhadap perempuan nakal, dibalut dengan reff yang jenaka. Kelugasan More-Shit sebagai penulis lagu juga tersirat dalam lagu Britney tentang kekagumannya terhadap artis luar Britney Spears dan Lonthe Kere tentang anak seorang wanita tuna susila yang suka mengejek atribut seorang punker dan atributnya.
Awalnya (dan sampai sekarang pun masih), personel Wrong Way adalah bekerja sebagai crew di sebuah sound system yang cukup laris di Semarang. Dalam setiap kesempatan dimana sound system tersebut sedang disewa, para awak Wrong Way-lah yang mencoba instrumen dengan memainkan beberapa lagu mereka sendiri. Terkadang merekapun diminta panitia untuk mengisi acara. Begitu seterusnya, sampai akhirnya pada suatu kesempatan, proTON records melihat aksi panggung mereka yang selalu heboh itu. Setelah membawa demo lagu sekitar 20 judul kepada major label, namun tak satupun yang tertarik. Akhirnya dengan semangat bergerilya, album Wrong Way akhirnya dirilis proTON records.
Makna kata Wrong Way yang dalam bahasa Indonesia berarti “Salah Jalan”, adalah ke-Salah Jalan-an masing–masing personel Wrong Way dalam menentukan nasib. Semula More-Shit yang bercita–cita menjadi pilot, Tonggeng dokter, Dapp arsitek, dan Wawan Insinyur Pembangunan, akhirnya memlih jalan yang salah—paling tidak menurut orang tua mereka—yaitu malah memilih terjun di jalur musik cadas. Bagi Wrong Way  sendiri, ke-Salah Jalan-an ini merupakan kebahagiaan, karena dengan harapan yang besar, karya mereka akan dapat diterima luas di masyarakat.........

1 komentar:

sandra palupi mengatakan...

Ini keren sekali. Saya selalu tergelitik dengan lagu Toying itu ketika diputar sekilas di radio, tapi saya tak pernah tahu, ini lagu siapa, judulnya apa. Iseng saya cari lewat google dengan judul 'bapakmu mati ditembak dan ibumu jadi psk di simpang lima',hehehe... dan saya bertemu blog ini.

Sip sip. Musik Indonesia harus terus berkibar. Dan lagu ini cukup mewakili wajah Indonesia sekarang ini. Penting untuk disuarakan. Untuk Wrong Way,.. Super salut yah!!